Secangkir Tekad Pekat
Antoinette Wiranadewi
Hidup bagai bait puisi, diucap dan dibaca, diungkap sepenuh hati. Saat lariknya dinamik beritmik, bisa jadi tiba-tiba menukik. Siapa nyana, tiba-tiba semua aksara seperti tak punya makna, tak memunculkan daya saat dibaca. Mungkin hanya menyelipkan rindu dalam jiwa.
Hidup adalah langkah di rimba waktu. Sekali langkah pertama dijejakkan, harus ada kedua, ketiga hingga kesekian tak terhitung banyaknya hingga belantara itu tertembus tuntas.
Hidup adalah kenyataan. Hidup adalah harapan. Kadang ia demikian dekat, tak jarang dia berlari secepat kilat, nyaris terlewat. Maka segeralah ikat, jelmakan jadi arah nyata tujuan.
Katakan pada dirimu, kita akan mampu bertahan dan kuat. Secangkir tekad pekat, menatap alam bersahabat. Termasuk si virus jahat yang datang bagai topan, porak-porandakan kehidupan. Gelombang itu menerjang karang, tapi bukankah niat tatanan hidup baru telah dibentang. Kita peduli sesama juga lindingi diri.
Tetapkan hatimu dengan niat kuat. Rengkuhlah fajar saat ia mengetuk pintu hatimu. Berikan pelukan tak hanya di angan. Mari menata kehidupan dengan mosaik cinta dan pualam, dari terik siang hingga embun malam. Kita nikmati langit dan cakrawala yang sama, dengan nyanyian alam dan tarian burung kenari. Tetaplah optimis berlari bersama di taman lautan, berenang dalam sukacita hingga palung terdalam.
________________
Elang Malindo, 30 September 2021
BERANDA | DAFTAR ISI | ALBUM | TENTANG SAYA
Bulan Menata Kata
♥ Blog Puisi Antoinette W.