Dari Puisi Aku Bercermin
Antoinette Wiranadewi
Kepada kata yang menghampiri dirinya,
puisi tak pernah bertanya padanya
agamamu apa
Pertanyaan yang menyakitkan
selalu membuat sekat
meniadakan cinta antar manusia
yang selalu mengaku punya
Allah Pencipta
tetapi hatinya buta
Puisi tak pernah menyangsikan kata
tingkat sosial yang menyertainya
Juga apakah ia suci tak bernoda
atau berlumur dosa
Puisi ramah menyambut setiap
denting kata
yang muncul dari nada kosakata
menyatukan diksi dalam harmoni
semesta
tak hanya sebatas cakrawala
Atas rasa yang diungkapkan dirinya,
puisi tak pernah mempertanyakan
rasa siapakah yang ia sampaikan
Mungkin diwakilinya seseorang
yang lirih menyebut sebuah nama
kekasihnya yang lama tak bersua
Mungkin juga bagi perempuan
dengan gairah tanpa cinta
bekerja
untuk lembaran rupiah
demi
anaknya yang masih balita
di rumah
berteman bulan dan bintang yang setia
menanti dirinya, sang ibunda
Puisi tak pernah memilih
Dia ada untuk semua saja
yang membutuhkan kehadirannya
menghadirkan sukacita
Dari puisi aku ingin bercermin
Menerima sesama
tanpa penghakiman
menjalin persahabatan
tanpa buruk sangka
menebar ketulusan
dan tak merasa jumawa
menanggalkan ego pemuasan
untuk kemuliaan diri semata
Kuingin seperti puisi, sedikit saja.
Melangkah ritmis
bergandengan harmonis
mengusap duka gerimis
agar luka
tak menyayat hati yang kian menipis
melantunkan serenada
menikmati langit jingga
bertaut ketenteraman memesona
berkidung cinta.
Sejatinya kita bersaudara
menjaga harkat setiap insan
yang tak pernah dapat dikotakkan
atas nama iman.
__________________________________
Elang Malindo, 4 Juli 2021
BERANDA | DAFTAR ISI | ALBUM | TENTANG SAYA
Bulan Menata Kata
♥ Blog Puisi Antoinette W.